Pages

Minggu, 18 Desember 2016

KERANGKA DASAR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


Sudut Pandang Konotasional (Sprague, 1982)



 Sudut Pandang Konotasional (Sprague, 1982)
PDE diterapkan pada level operasional organisasi.  Karakteristik PDE meliputi aktivitas-aktivitas :
·         Menitikberatkan pada data, penyimpanan, pengolahan, dan aliran pada level operasional
·         Membantu pengolahan transaksi-transaksi secara lebih efisien
·         Memungkinkan pengolahan komputer secara lebih terjadwal dan optimum
·         Menyediakan pembukuan (file) terpadu untuk kegiatan yang saling berkaitan
·         Memberikan laporan umum atau ikhtisar kepada manajemen

SIM memiliki karakter sebagai berikut :
·         Menitikberatkan pada informasi bagi para manager menengah
·         Menangani aliran-aliran informasi yang terstruktur
·         Memadukan PDE dari kegiatan-kegiatan berdasarkan fungsi usaha (SIM Pemasaran, SIM Produksi, dan lain-lain).
·         Melayani kebutuhan informasi dan pembuatan laporan, umumnya melalui suatu data base

SPK, menurut tinjauan konotatif ini, merupakan sistem yang ditujukan kepada tingkatan manajemen yang lebih tinggi lagi, dengan penekanan karakteristik sebagai berikut :
·         Berfokus pada keputusan, ditujukan pada manajer puncak dan pengambil keputusan
·         Menekankan pada fleksibilitas, adaptabilitas dan respon yang cepat
·         Mampu mendukung berbagai gaya pengambilan keputusan dari masing-masing pribadi manajer.

Kelemahan pada pandangan konotasi, antara lain :
·         Adanya gambaran bahwa SPK seakan-akan hanya dibutuhkan pada tingkat manajemen puncak.  Pada kenyataannya, dukungan bagi pengambilan keputusan dibutuhkan pada semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi.
·         Pengambilan keputusan yang terjadi pada beberapa level harus dikoordinasikan.  Jadi dimensi dari pendukung keputusan adalah komunikasi dan koordinasi diantara pengambil keputusan antar level organisasi yang berbeda maupun pada level organisasi yang sama.

Sudut Pandang Teoritikal (Sprague, 1982)


  1.  


Sudut Pandang Teoritikal (Sprague, 1982)
SPK bukan sekedar pengembangan evolusioner dari PDE dan SIM, namun SPK merupakan kelas sistem informasi yang berinteraksi dengan bagian-bagian lain dari sistem informasi manajemen secara keseluruhan untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan dalam organisasi.
Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.  Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu :
a.      Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception
b.      Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan
c.       Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur.
d.      Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai (lihat Gambar selanjutnya)


e.      Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan - model interaktif
f.        Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan
g.      Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan system
h.      Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen. (lihat Gambar selanjutnya)
i.        Pendekatan easy to use.  Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.
j.        Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.





 Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem).
Ada beberapa perbedaan antara data base untuk SPK dan non-SPK.  Pertama, sumber data untuk SPK lebih "kaya" dari pada non SPK dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam, karena proses pengambilan keputusan, terutama dalam level manajemen puncak, sangat tergantung pada sumber data dari luar seperti data ekonomi.


Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber data yang sangat besar.  SPK membutuhkan proses ekstraksi, dan DBMS yang mengelolanya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.  Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen data base dapat diringkas, sebagai berikut :
·         Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data
·         Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah
·         Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan
·         Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
·         Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)
Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan.  Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model.  Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi :
·         Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah
·         Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan
·         Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen data base (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model). 


Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software).
Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.  Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog.


1.      Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem.  Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.
2.      Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.  Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti  printer, layar tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.
3.      Basis Pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.  Basis pengetahuan meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif.  Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/ sistem meliputi :
-          Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
-          Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan
-          Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
-          Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll

Blogger news