Decision Support System
Definisi KEPUTUSAN
Keputusan dapat dijelaskan sebagai
hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang
telah ditetapkan.
Seorang pengambil keputusan
haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis. Secara umum pengertian teori pengembilan
keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan
dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara
pemecahan masalah.
Teori KEPUTUSAN
Keputusan
adalah suatu kesimpulan dari suatu prases untuk memilih tindakan yang terbaik
dari sejumlah alternative yang ada. Pengambilan keputusan adalah prtoses yang
mencakup semua pemikiran dan kegiatan yang diperlukan guna membuktikan dan
memperlihatkan pilihan yang terbaik. Olehkarena itu, teori keputusan juga
merupakan suatu teknis analisis yang berkenaan dengan pengambilan keputusan
melalui bermacam-macam model (Manik 2003).
Fungsi dan Tujuan Pengambilan KEPUTUSAN
Fungsi Pengambilan Keputusan
•
individual atau kelompok
baik secara institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.
Tujuan Pengambilan Keputusan
•
Tujuan
yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain)
•
Tujuan yang bersifat ganda
(masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak
kontradiktif)
Unsur-Unsur Pengambilan KEPUTUSAN
•
Tujuan
dan pengambilan keputusan
•
Identifikasi
alternatif-alternatif, keputusan untuk pemecahan masalah
•
Perhitungan mengenai
faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
•
Sarana
atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil
Dasar-Dasar Pengambilan KEPUTUSAN
George R. Terry, menjelaskan
dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku,
•
Intuisi
•
Pengalaman
•
Fakta
•
Wewenang
•
Rasional
Kelompok dalam KEPUTUSAN
Kelompok Keputusan berdasarkan
program,
Pengambilan keputusan terprogram;
dan Pengambilan keputusan tidak
terprogram.
Kelompok keputusan Berdasar
lingkungan,
1.
Pengambilan Keputusan dalam
Kondisi Pasti;
2.
Pengambilan Keputusan dalam
Kondisi Beresiko;
3.
Pengambilan Keputusan dalam
Kondisi tidak pasti;
4.
Pengambilan Keputusan dalam
kondisi Konflik.
Proses Pengambilan EPUTUSAN
Proses
Pengambilan Keputusan
-
Tahap Penemuan Masalah
-
Tahap Pemecahan Masalah (state
of nature)
-
Tahap Pengambilan Keputusan
(payoff)
Herbert A. Simon terdapat tiga fase, yaitu: fase Intelegensia; fase Desain; fase
Pemilihan (selection)
Richard I. Levin terdapat 6 (enam) tahap: Tahap observasi; Tahap analisis dan
pengenalan Masalah; Pengembangan Model; Memilih data masukan yang sesuai;
Perumusan dan pengetesan; Pemecahan.
Francis Bacon
-
merumuskan/mendefinisikan
masalah;
-
pengumpulan informasi yang
relevan;
-
mencari alternatif tindakan;
-
analisis alternatif;
-
memilih alternatif terbaik;
-
melaksanakan keputusan dan
evaluasi hasil.
Model Pengambilan KEPUTUSAN
Model adalah percontohan yang
mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru.
Model terbagi atas, Model
Kuantitatif; Model Kualitatif;
Model tersebut masih terbagi lagi
dalam: Model Probabilitas; Konsep Nilai harapan; Model Matriks; Model Pohon
Keputusan (Decision tree Model); Model Kurva Indiferen (kurva tak acuh); Model
Simulasi Komputer;(model matematika, simulasi, permainan operasional, model
verbal, model fisik)
PENDAHULUAN
sistem pengambilan keputusan
merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi keseluruhan,
sistem organisasi paling tidak mencakup sistem fisik (sistem operasional),
sistem manajemen (sistem keputusan) dan sistem informasi.
Sistem fisik (sistem operasional)
mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan
non manusia (mesin, uang, bahan baku, energi, informasi, dan lain-lain).
Sistem fisik (sistem operasional)
mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi output (keluaran)
melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan
non manusia (mesin, uang, bahan baku, energi, informasi, dan lain-lain).
peranan sistem informasi sangat
penting dalam menyediakan informasi pendukung keputusan. Informasi ini bisa bersifat vertikal (top-down
maupun bottom-up); horizontal; maupun diagonal
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses sejak identifikasi masalah
sampai pemilihan solusi terbaik disebut proses pengambilan keputusan.
(Putro dan Tjakraatmadja, 1998).
Jika keputusan yang diambil
tersebut perlu dipertanggungjawabkan kepada orang lain atau prosesnya
memerlukan pengertian pihak lain, maka perlu untuk diungkapkan sasaran yang
akan dicapai berikut kronologi proses pengambilan keputusannya. (Mangkusubroto
dan Tresnadi, 1987).
Proses pengambilan keputusan di
dalam kehidupan organisasi adalah suatu proses yang selalu terjadi, dimana hal
ini merupakan denyut nadi jalannya organisasi tersebut.
(Sudirman, 1998).
Pengambilan keputusan di dalam
suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang
terus menerus dari keseluruhan organisasi.
Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar
alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik melalui
pendekatan yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi,
partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/ konsensus.
(Suryadi dan Ramdhani, 1998).
Pada
umumnya disepakati bahwa keputusan (decision) berarti pilihan (choice),
yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Pengambilan keputusan hampir tidak merupakan
pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi
ialah pilihan antara yang "hampir benar" dan yang "mungkin
salah“.
Simon (1960) mengajukan model yang
menggambarkan proses pengambilan keputusan.
Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu:
a.
Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah.
Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.
b.
Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis
alternatif tindakan yang bisa dilakukan.
Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan
menguji kelayakan solusi.
c.
Choice
Pada
tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan
tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Rosenhead (1989) di dalam Putro
dan Tjakraatmadja (1998) menyatakan bahwa tahap-tahap umum yang digunakan pada
proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap pengambilan keputusan,
seperti berikut:
a.
Identifikasi tujuan,
b.
Identifikasi alternatif pilihan
strategi/kegiatan,
c.
Perkiraan dampak dari setiap
kegiatan maupun tujuan,
d.
Evaluasi konsekuensi, dalam
bentuk skala penilaian,
e.
Pilih alternatif yang
memberikan benefit terbesar.
Pengambil
keputusan dapat membuat keputusan dengan menggunakan beberapa pertimbangan,
yaitu:
1.
Fakta.
Seorang pengambil keputusan yang
selalu bekerja secara sistematis akan mengumpulkan semua fakta mengenai satu
masalah dan hasilnya ialah kemungkinan keputusan akan lahir dengan
sendirinya. Artinya, fakta itulah yang
akan memberi petunjuk keputusan apa yang akan diambil.
2.
Pengalaman.
Seorang pengambil keputusan harus dapat
memutuskan pertimbangan dilaksanakan pengambilan keputusan berdasarkan
pengalamannya. Seorang pengambil
keputusan yang sudah menimba banyak pengalaman tentu lebih matang dalam membuat
keputusan daripada pengambil keputusan yang sama sekali belum mempunyai
pengalaman apa-apa.
Jauch dan Glueck (1995) dan Salusu
(1996) mengemukakan tiga pendekatan utama dalam pengambilan keputusan, yaitu
model rasional analitis, intuitif emosional, dan perilaku politis berdasarkan
suatu fakta (fact) dan nilai (value).
Rasional Analitis
Pengambil keputusan rasional
analitis mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan
yang diambilnya, menyusun segala akibat dan memperhatikan skala pilihan (scale
of preferences) yang pasti, dan memilih alternatif yang memberikan hasil
maksimum.
Pengambilan
keputusan yang berdasar logika ialah suatu "studi yang rasional"
terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Unsur-unsur itu diperhitungkan secara matang,
sambil semua informasi yang masuk dipertimbangkan tingkat kesahihannya. Kemudian, untung rugi dari setiap tindakan
yang direncanakan dianalisis secara komprehensif. Pendekatan ini menuntut pengambil keputusan
untuk menyingkirkan selera-selera pribadi.
Intuitif Emosional
Pengambil keputusan intuitif
emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran
yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Proses ini dapat didorong oleh naluri,
orientasi kreatif, dan konfrontasi kreatif.
Pengambil keputusan mempertimbangkan
sejumlah alternatif dan peluang, secara serempak meloncat dari satu langkah
dalam analisis atau mencari yang lain dan kembali lagi. Mereka yang menentang pendekatan ini
mengemukakan bahwa cara ini tidak secara efektif menggunakan semua sarana yang
ada bagi pengambil keputusan modern.
Perilaku Politis
Berbeda dengan model-model
pendekatan yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa cara pengambilan keputusan
perilaku politis merupakan pengambilan keputusan individual dengan melakukan pendekatan
kolektif. Juga dianggap teori deskriptif
yang menyarankan agar organisasi tempat pengambil keputusan bekerja membatasi
pilihan yang ada. Keputusan diambil
kalau beberapa orang yang terlibat dalam proses itu menyetujui bahwa mereka
telah menemukan pemecahan. Mereka
melakukan hal ini dengan saling menyesuaikan diri dan saling berunding
mengikuti peraturan permainan cara mengambil keputusan dalam organisasi pada
masa lalu. Pengambil keputusan harus
mempertimbangkan apakah hasil keputusan itu dapat dilaksanakan secara politis.
Decision Making
Process (Forgionne, 2000)
Decision Suport System
Decision support systems (DSS) are
computer-based systems used to assist and aid decision makers in their decision
making processes.
Sistem Pendukung Keputusan
merupakan suatu evolusi dari akses
data sederhana dan pelaporan untuk mendukung analitis
kompleks, kreatif, dan kecerdasan yang mendukung terhadap pengambilan keputusan. (Holsapple &
Whinston, 1996)
Decision Making Process
Keen and Scott-Morton (1978) note that DSS play a different role and
propose the following definition:
“Decision support systems couple
the intellectual resources of individuals with the capabilities of computers to
improve the quality of decisions. It is a computer-based support for management
decision makers who deal with semi-structured problems.”
Bonczek, Holsapple and Whinston
(1980), define DSS in terms of its components.
A generic DSS consists of a language system for communication between
the user and the DSS, a knowledge system containing problem domain knowledge
consisting of data and procedures, and a problem processing system consisting
of programs capable of solving decision problems.
Sistem informasi berbasis komputer
(computer-based information system) atau CBIS digunakan untuk menggambarkan subsistem yang berbasis komputer antara lain: SIA, SIM, DSS, OA, dan ES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar