Pages

Minggu, 18 Desember 2016

Decision Support System

Decision Support System

Definisi KEPUTUSAN
Keputusan dapat dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis. Secara umum pengertian teori pengembilan keputusan adalah, teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Teori KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu prases untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternative yang ada. Pengambilan keputusan adalah prtoses yang mencakup semua pemikiran dan kegiatan yang diperlukan guna membuktikan dan memperlihatkan pilihan yang terbaik. Olehkarena itu, teori keputusan juga merupakan suatu teknis analisis yang berkenaan dengan pengambilan keputusan melalui bermacam-macam model (Manik 2003).

Fungsi dan Tujuan Pengambilan KEPUTUSAN

Fungsi Pengambilan Keputusan
       individual atau kelompok baik secara institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.

Tujuan Pengambilan Keputusan
       Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain)
       Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)

Unsur-Unsur Pengambilan KEPUTUSAN
       Tujuan dan pengambilan keputusan
       Identifikasi alternatif-alternatif, keputusan untuk pemecahan masalah
       Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui
       Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil

Dasar-Dasar Pengambilan KEPUTUSAN
George R. Terry, menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku,
       Intuisi
       Pengalaman
       Fakta
       Wewenang
       Rasional

Kelompok dalam KEPUTUSAN

Kelompok Keputusan berdasarkan program,
Pengambilan keputusan terprogram; dan  Pengambilan keputusan tidak terprogram.

Kelompok keputusan Berdasar lingkungan,
1.       Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti;
2.       Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Beresiko;
3.       Pengambilan Keputusan dalam Kondisi tidak pasti;
4.       Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik.

Proses Pengambilan EPUTUSAN

Proses Pengambilan Keputusan
-          Tahap Penemuan Masalah
-          Tahap Pemecahan Masalah (state of nature)
-          Tahap Pengambilan Keputusan (payoff)

Herbert A. Simon terdapat tiga fase, yaitu: fase Intelegensia; fase Desain; fase Pemilihan (selection)

Richard I. Levin terdapat 6 (enam) tahap: Tahap observasi; Tahap analisis dan pengenalan Masalah; Pengembangan Model; Memilih data masukan yang sesuai; Perumusan dan pengetesan; Pemecahan.

Francis Bacon
-          merumuskan/mendefinisikan masalah;
-          pengumpulan informasi yang relevan;
-          mencari alternatif tindakan;
-          analisis alternatif;
-          memilih alternatif terbaik;
-          melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil.

Model Pengambilan KEPUTUSAN
Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru.
Model terbagi atas, Model Kuantitatif; Model Kualitatif;

Model tersebut masih terbagi lagi dalam: Model Probabilitas; Konsep Nilai harapan; Model Matriks; Model Pohon Keputusan (Decision tree Model); Model Kurva Indiferen (kurva tak acuh); Model Simulasi Komputer;(model matematika, simulasi, permainan operasional, model verbal, model fisik)


PENDAHULUAN
sistem pengambilan keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi keseluruhan, sistem organisasi paling tidak mencakup sistem fisik (sistem operasional), sistem manajemen (sistem keputusan) dan sistem informasi.


Sistem fisik (sistem operasional) mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi output (keluaran) melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan non manusia (mesin, uang, bahan baku, energi, informasi, dan lain-lain).

Sistem fisik (sistem operasional) mencerminkan proses transformasi dari input (masukan) menjadi output (keluaran) melalui serangkaian mekanisme/proses dengan melibatkan sumber daya manusia dan non manusia (mesin, uang, bahan baku, energi, informasi, dan lain-lain).

peranan sistem informasi sangat penting dalam menyediakan informasi pendukung keputusan.  Informasi ini bisa bersifat vertikal (top-down maupun bottom-up); horizontal; maupun diagonal



PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses sejak identifikasi masalah sampai pemilihan solusi terbaik disebut proses pengambilan keputusan.
(Putro dan Tjakraatmadja, 1998).

Jika keputusan yang diambil tersebut perlu dipertanggungjawabkan kepada orang lain atau prosesnya memerlukan pengertian pihak lain, maka perlu untuk diungkapkan sasaran yang akan dicapai berikut kronologi proses pengambilan keputusannya. (Mangkusubroto dan Tresnadi, 1987).
Proses pengambilan keputusan di dalam kehidupan organisasi adalah suatu proses yang selalu terjadi, dimana hal ini merupakan denyut nadi jalannya organisasi tersebut.
(Sudirman, 1998).

Pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi.  Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu.  Pendekatannya dapat dilakukan, baik melalui pendekatan yang bersifat individual/kelompok, sentralisasi/desentralisasi, partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/ konsensus.
(Suryadi dan Ramdhani, 1998).

Pada umumnya disepakati bahwa keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan.  Pengambilan keputusan hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang "hampir benar" dan yang "mungkin salah“.

Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan.  Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu:
a.       Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah.  Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

b.       Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan.  Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

c.       Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan.  Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.


Rosenhead (1989) di dalam Putro dan Tjakraatmadja (1998) menyatakan bahwa tahap-tahap umum yang digunakan pada proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap pengambilan keputusan, seperti berikut:
a.       Identifikasi tujuan,
b.       Identifikasi alternatif pilihan strategi/kegiatan,
c.       Perkiraan dampak dari setiap kegiatan maupun tujuan,
d.       Evaluasi konsekuensi, dalam bentuk skala penilaian,
e.       Pilih alternatif yang memberikan benefit terbesar.

Pengambil keputusan dapat membuat keputusan dengan menggunakan beberapa pertimbangan, yaitu:
1.       Fakta.
Seorang pengambil keputusan yang selalu bekerja secara sistematis akan mengumpulkan semua fakta mengenai satu masalah dan hasilnya ialah kemungkinan keputusan akan lahir dengan sendirinya.  Artinya, fakta itulah yang akan memberi petunjuk keputusan apa yang akan diambil. 

2.       Pengalaman. 
Seorang pengambil keputusan harus dapat memutuskan pertimbangan dilaksanakan pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya.  Seorang pengambil keputusan yang sudah menimba banyak pengalaman tentu lebih matang dalam membuat keputusan daripada pengambil keputusan yang sama sekali belum mempunyai pengalaman apa-apa. 

Jauch dan Glueck (1995) dan Salusu (1996) mengemukakan tiga pendekatan utama dalam pengambilan keputusan, yaitu model rasional analitis, intuitif emosional, dan perilaku politis berdasarkan suatu fakta (fact) dan nilai (value).

Rasional Analitis

Pengambil keputusan rasional analitis mempertimbangkan semua alternatif dengan segala akibat dari pilihan yang diambilnya, menyusun segala akibat dan memperhatikan skala pilihan (scale of preferences) yang pasti, dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum. 

Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu "studi yang rasional" terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.  Unsur-unsur itu diperhitungkan secara matang, sambil semua informasi yang masuk dipertimbangkan tingkat kesahihannya.  Kemudian, untung rugi dari setiap tindakan yang direncanakan dianalisis secara komprehensif.  Pendekatan ini menuntut pengambil keputusan untuk menyingkirkan selera-selera pribadi.

Intuitif Emosional

 Pengambil keputusan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri dengan menggunakan proses alam bawah sadar.  Proses ini dapat didorong oleh naluri, orientasi kreatif, dan konfrontasi kreatif. 

Pengambil keputusan mempertimbangkan sejumlah alternatif dan peluang, secara serempak meloncat dari satu langkah dalam analisis atau mencari yang lain dan kembali lagi.  Mereka yang menentang pendekatan ini mengemukakan bahwa cara ini tidak secara efektif menggunakan semua sarana yang ada bagi pengambil keputusan modern.

Perilaku Politis

Berbeda dengan model-model pendekatan yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa cara pengambilan keputusan perilaku politis merupakan pengambilan keputusan individual dengan melakukan pendekatan kolektif.  Juga dianggap teori deskriptif yang menyarankan agar organisasi tempat pengambil keputusan bekerja membatasi pilihan yang ada.  Keputusan diambil kalau beberapa orang yang terlibat dalam proses itu menyetujui bahwa mereka telah menemukan pemecahan.  Mereka melakukan hal ini dengan saling menyesuaikan diri dan saling berunding mengikuti peraturan permainan cara mengambil keputusan dalam organisasi pada masa lalu.  Pengambil keputusan harus mempertimbangkan apakah hasil keputusan itu dapat dilaksanakan secara politis.

Decision Making Process (Forgionne, 2000)





Decision Suport System
Decision support systems (DSS) are computer-based systems used to assist and aid decision makers in their decision making processes.

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu evolusi dari akses data sederhana dan pelaporan untuk mendukung analitis kompleks, kreatif, dan kecerdasan yang mendukung terhadap pengambilan keputusan. (Holsapple & Whinston, 1996)

Decision Making Process
Keen and Scott-Morton (1978) note that DSS play a different role and propose the following definition:
“Decision support systems couple the intellectual resources of individuals with the capabilities of computers to improve the quality of decisions. It is a computer-based support for management decision makers who deal with semi-structured problems.”

Bonczek, Holsapple and Whinston (1980), define DSS in terms of its components.  A generic DSS consists of a language system for communication between the user and the DSS, a knowledge system containing problem domain knowledge consisting of data and procedures, and a problem processing system consisting of programs capable of solving decision problems.

Sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system) atau CBIS digunakan untuk menggambarkan subsistem yang berbasis komputer antara lain: SIA, SIM, DSS, OA, dan ES.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Blogroll

Blogger news